Cara penulisan
serta unsur-unsur yang ada dalam penulisan ilmiah dan disertasi pada dasarnya
serupa. Yang membedakan antarketiga karya ilmiah itu adalah kedalaman serta
kompleksitas dari setiap aspek yang dibahas, khususnya aspek-aspek yang
berkaitan dengan teori, metode penelitian, pemaparan temuan, serta analisis
datanya.
Dalam hal
kompleksitas, penulisan skripsi relatif lebih sederhana. Penulisan tesis
memiliki sifat yang lebih dalam dan kompleks. Sementara penulisan disertasi
dianggap sebagai yang paling mendalam dan kompleks dari segi pemaparan berbagai
aspek penelitiannya, mengingat pada jenjang ini para calon doktor diharapkan
dapat menunjukkan dan membuktikan secara meyakinkan kapasitas kepakarannya
nanti.
1.
Halaman judul
Secara format,
halaman judul pada dasarnya memuat beberapa komponen, yakni (1) judul skripsi,
tesis, atau disertasi, (2) pernyataan penulisan sebagai bagian dari persyaratan
untuk mendapatkan gelar, (3) logo UPI yang resmi, (4) nama lengkap penulis
beserta Nomor Induk Mahasiswa (NIM), dan (5) identitas prodi/jurusan, fakultas,
universitas, beserta tahun penulisan.
Terkait komponen
judul, berikut ini disampaikan setidaknya dua catatan penting yang disimpulkan
dari Hartley (2008), Cargill dan O’Connor (2009), serta Blackwell dan Martin
(2011) 18 mengenai perumusan judul pada tulisan ilmiah. Pertama, judul
yang baik adalah judul yang dirumuskan secara menarik dan informatif,
mencerminkan secara akurat isi tulisan, dikemas secara singkat dan jelas, serta
memenuhi kaidah penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terkait jumlah kata,
judul sebaiknya dirumuskan tidak lebih dari 14 kata. Kedua, konstruksi
judul disusun sesuai dengan sifat dan isi dari skripsi, tesis, atau disertasi
yang dibuat. Pada dasarnya penulis dapat memilih apakah judulnya akan dikemas
dalam bentuk (1) frasa nomina, (2) kalimat lengkap, (3) kalimat tanya, atau (4)
konstruksi judul utama dan subjudul. Namun demikian penulisan judul pada kajian
lintas bidang ilmu masih secara dominan menggunakan frasa nomina.
Penggunakan tiga konstruksi judul lainnya dapat juga digunakan selama dikemas
dan dirumuskan dengan redaksi yang baik dan benar.
1.1
Halaman pengesahan
Halaman
pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa semua isi dari skripsi,
tesis, atau disertasi telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan ketua
jurusan/ program studi.
Secara format,
nama lengkap dan gelar, serta kedudukan tim pembimbing disebutkan. Untuk
skripsi dan tesis dapat digunakan istilah Tim Pembimbing dengan kedudukan
sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II. Adapun untuk disertasi digunakan
istilah Promotor, Kopromotor, serta Anggota.
1.2 Halaman
pernyataan tentang keaslian penulisan ilmiah dan pernyataan bebas plagiarisme
Pernyataan
tentang keaslian skripsi, tesis, dan disertasi berisi penegasan bahwa skripsi,
tesis, dan disertasi yang dibuat adalah benar-benar asli karya mahasiswa yang
bersangkutan. Pernyataan ini juga harus menyebutkan bahwa skripsi, tesis, atau
disertasi bebas plagiarisme. Redaksi pernyataan tersebut adalah sebagai
berikut: Dengan ini saya menyatakan
bahwa skripsi/tesis/disertasi dengan judul "............." ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
1.3 Halaman
ucapan terima kasih
Bagian ini
ditulis untuk mengemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi, tesis, atau disertasi. Ucapan
terima kasih sebaiknya ditujukan kepada orang-orang yang paling berperan dalam
penyelesaian skripsi, tesis, atau disertasi dan disampaikan secara singkat.
Karena skripsi, tesis, dan disertasi termasuk kategori tulisan akademik formal,
penulis diharap tidak memasukkan ucapan terima kasih yang berlebihan, membuat
pernyataan dan menyebutkan pihak-pihak yang tidak relevan.
1.4 Abstrak
Saat pembaca
atau penguji melihat skripsi, tesis, atau disertasi, bagian yang pertama kali
mereka baca sesungguhnya adalah judul dan abstrak. Abstrak menjadi bagian yang
penting untuk dilihat di awal pembacaan karena di sinilah informasi penting
terkait tulisan yang dibuat dapat ditemukan. Penulisan abstrak sesungguhnya
dilakukan setelah seluruh tahapan penelitian diselesaikan. Oleh karena itu
abstrak kemudian menjadi ringkasan dari keseluruhan isi penelitian.
Secara
struktur, menurut Paltridge dan Starfield (2007, hlm. 156), abstrak umumnya
terdiri atas bagian-bagian berikut ini:
1) informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan
2) tujuan penelitian
3) alasan dilaksanakannya penelitian
4) metode penelitian yang digunakan
5) temuan penelitian.
1.5 Daftar isi
Daftar isi
merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab, subbab, dan topiknya
secara berurutan berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi berfungsi untuk
mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dan bagian yang ingin dibacanya.
Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus
langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Karena
sifatnya yang sangat teknis, mahasiswa yang menulis skripsi, tesis, atau
disertasi diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam Microsoft
Office Word, misalnya, untuk membuat daftar isi dari skripsi, tesis, atau
disertasi yang mereka buat. Pembuatan daftar isi dengan fasilitas ini akan
memerlukan pengetahuaan penggunaan Microsoft Office Word dengan teknik
khusus, namun akan sangat membantu keakuratan dan otomatisasi dokumen yang
sedang dibuat.
1.6 Daftar tabel
Daftar tabel
menyajikan informasi mengenai tabel-tabel yang digunakan dalam isi skripsi,
tesis, atau disertasi beserta judul tabel dan posisi halamannya secara
berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dua angka Arab,
dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan
nomor urut tabel di dalam skripsi, tesis, atau disertasi.
Contoh :
Tabel 1.5., artinya tabel pada Bab
I nomor 5.
Seperti halnya untuk pembuatan
daftar isi, penulisan daftar tabel juga sangat bersifat teknis. Para penulis
skripsi, tesis, dan disertasi diharapkan menguasai keterampilan penggunaan
fasilitas Microsoft Office Word secara mumpuni, sehingga memudahkan
mereka dalam melakukan format dokumen.
1.7 Daftar gambar
Daftar gambar
sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yaitu menyajikan gambar secara
berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang
tercantum dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Nomor gambar pada daftar gambar
ditulis dengan dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing
menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.
Contoh :
Gambar 2.3., artinya gambar pada Bab II nomor 3.
1.8 Daftar lampiran
Daftar lampiran menyajikan
lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran
terakhir. Berbeda dengan daftar tabel dan daftar gambar, nomor lampiran. didasarkan
pada kemunculannya dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Lampiran yang pertama
kali disebut dinomori Lampiran 1. dan seterusnya.
Contoh:
Lampiran 1. artinya lampiran
nomor 1 dan muncul paling awal dalam penulisan ilmiah.
1.9 Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan dalam skripsi,
tesis, atau disertasi pada dasarnya menjadi bab perkenalan. Pada bagian di
bawah ini disampaikan struktur bab pendahuluan yang diadaptasi dari Evans,
Gruba dan Zobel (2014) dan juga Paltridge dan Starfield (2007).
1) Latar belakang penelitian.
Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Penulis harus dapat
memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam
penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi dewasa
ini. Pada bagian ini penulis harus mampu memosisikan topik yang akan diteliti
dalam konteks penelitian yang lebih luas dan mampu menyatakan adanya gap (kekosongan)
yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik yang akan diteliti.
Pada bagian ini sebaiknya ditampilkan juga secara ringkas hasil penelusuran
literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya mengenai topik yang
akan diteliti lebih lanjut.
2) Rumusan masalah penelitian.
Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan
diteliti. Perumusan permasalahan penelitian lazimnya ditulis dalam bentuk
pertanyaan penelitian. Jumlah pertanyaan penelitian yang dibuat disesuaikan
dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan, namun tetap
mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi.
3) Tujuan penelitian.
Tujuan penelitian sesungguhnya akan tercermin dari perumusan permasalahan yang disampaikan
sebelumnya. Namun demikian, penulis diharapkan dapat mengidentifikasi dengan
jelas tujuan umum dan khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat
terlihat jelas cakupan yang akan diteliti. Tak jarang, tujuan inti penelitian
justru terletak tidak pada pertanyaan penelitian pertama namun pada pertanyaan
penelitian terakhir, misalnya. Hal ini dimungkinkan karena
pertanyaan-pertanyaan awal tersebut merupakan langkah-langkah awal yang
mengarahkan penelitian pada pencapaian tujuan sesungguhnya.
4) Manfaat/ signifikansi
penelitian. Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau
kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/
signifikansi penelitian ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek
yang meliputi: (1) manfaat /signifikansi dari segi teori (mengatakan apa
yang belum atau kurang diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi
penelitian), (2) manfaat/ signifikansi dari segi kebijakan (membahas
perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji dan memaparkan data yang
menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji muncul dan betapa kritisnya
masalah atau dampak yang ditimbulkannya), (3) manfaat/ signifikansi dari
segi praktik (memberikan gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan
alternatif sudut pandang atau solusi dalam memecahkan masalah spesifik
tertentu), dan (4) manfaat/ signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian
mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan pengalaman
hidup dengan memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi) (lihat Marshall
& Rossman, 2006, hlm. 34-38).
5) Struktur organisasi
skripsi, tesis, atau disertasi. Bagian ini memuat sistematika penulisan skripsi,
tesis, atau disertasi dengan memberikan gambaran kandungan setiap bab, urutan
penulisannya, serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam
membentuk sebuah kerangka utuh skripsi, tesis, atau disertasi.
1.10 Bab II: Kajian pustaka/ landasan teoretis
Bagian kajian pustaka/ landasan
teoretis dalam skripsi, tesis, atau disertasi memberikan konteks yang jelas
terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Bagian ini
memiliki peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the
state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah
penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
1.11 Bab III: Metode penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang
bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui
bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai 28
pendekatan penelitian yang
diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan,
hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.
Secara umum akan disampaikan pola
paparan yang digunakan dalam menjelaskan bagian metode penelitian dari sebuah
skripsi, tesis, atau disertasi dengan dua kecenderungan, yakni penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
1.12 Bab IV Simpulan, implikasi dan rekomendasi
Bab ini berisi
simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal
penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua
alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau
dengan cara uraian padat.
Untuk karya
tulis ilmiah seperti skripsi, terutama untuk tesis dan disertasi, penulisan
simpulan dengan cara uraian padat lebih baik daripada dengan cara butir demi
butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.
Selain itu, simpulan tidak mencantumkan lagi angka-angka statistik hasil uji
statistik.
Implikasi dan
rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya kepada
pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian. Dalam menawarkan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya, sebaiknya saran atau rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga hal
yang paling utama yang ditemukan oleh penelitian. Akan lebih baik apabila
penulis menyarankan penelitian yang melangkah satu tahap lebih baik dari
penelitian yang telah dilakukan. Dalam beberapa kasus bab terakhir dari
skripsi, tesis, atau disertasi dikemukakan keterbatasan penelitian, khususnya
kelemahan yang berkaitan dengan metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan
sampel yang terlibat.
2.
Format penulisan skripsi, tesis, dan
disertasi
Penulisan skripsi, tesis dan disertasi di
lingkungan UPI mengacu kepada format penulisan yang diuraikan di bawah ini.
1) Jenis kertas yang digunakan adalah kertas ukuran A4 80 gram.
2) Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12.
3) Jarak penulisan adalah 1,5 spasi.
4) Margin kiri berjarak 4 cm; margin kanan berjarak 3 cm; margin atas
berjarak 3 cm; margin bawah berjarak 3 cm.
5) Nomor halaman ditulis di bagian kanan atas, kecuali pada bagian
awal bab.
3. Teknik Penulisan
3.1
Penulisan Huruf
Penulisan huruf yang dibahas
dalam pedoman ini terutama berkaitan dengan penggunaan (1) huruf kapital, (2)
huruf miring, dan (3) huruf tebal.
3.2 Huruf kapital
Huruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisan sebagai
berikut:
1) huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini
dilakukan selama lima bulan);
2) huruf pertama petikan langsung (misalnya: Ayah bertanya, “Mengapa
kamu terlihat sedih?”);
3.3 Huruf miring
Penggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:
1) untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan (misalnya: Gosip itu bermula dari berita di surat kabar Pos
Kota);
2) untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kata abad adalah a,
(2) Susunlah sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium);
3) untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia
(misalkan: nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana);
4) untuk ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
dan penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya: Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus).
3.4 Huruf tebal
Penggunaan huruf tebal dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:
1) untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;
2) tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan
huruf miring;
3) huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Penggunaan Tanda
Baca
3.4.1
Penggunaan tanda
titik
Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:
1) pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya:
Ibuku seorang guru.);
2) tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur
akhirnya sudah bertanda titik (misalnya: Penulis itu bernama Ibnu Jamil, M.A.);
3) di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar;
4) untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
(misalnya: pukul 8.00 pagi);
5) tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu (misalnya: 1.25.45 jam untuk menunjukkan 1 jam,
25 menit, 45 detik);
6) untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah (misalnya: Warga miskin di provinsi ini berjumlah 5.300 orang.)
3.4.2 Penggunaan tanda koma
Tanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:
1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
(misalnya: Dia ditugaskan membeli buku, pensil, tinta, dan penggaris.);
2) untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan,
dan kecuali (misalnya: Aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan dulu.);
Sumber: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP%2FJUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN%2F195911301987031-YAYA_SUNARYA%2Ftata_cara_penulisan_ilmiah_%255BCompatibility_Mode%255D.pdf&ei=KMxIVfrHDI-VuASknoDgBw&usg=AFQjCNGCBUe-Qfd0uEEPa6V6U6LH3OzXPw&bvm=bv.92291466,d.c2E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar