Sabtu, 25 Oktober 2014

KALIMAT DASAR




1.     Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.

2.     Unsur-unsur Kalimat

1. Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.

·         Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh:
Buku itu  saya serahkan.
Saya menyerahkan  buku  itu

·          Disertai Kata Itu, itu dan tersebut.
Subyek disertai kata ganti penunjuk, ini, itu, dan tersebut yang ditempatkan di antara subyek dan predikat, bahkan kata ganti penunjuk itu sendiri dapat bertindak menjadi subyek.
Contoh:
Perhiasannya anggun. (Meja itu, subyek)
Itu perhiasan anggun. (Itu, subyek)

·         Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.


·         Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh:
Icuk Sugiato yang juara dunia bulu tangkis tahun 1983 kalah lagi bertanding dengan Yang Yang.

·         Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

·         Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh:
Pertemuan itu  ditunda sampai minggu depan. (Subyek, Pertemuan itu, kata benda)
Panasnya sangat menyengat. (Subyek,  Panasnya, kata keadaan yang dibendakan)
Mahasiswa yang pemalu itu memenangkan lomba melukis. (Subyek,  Mahasiswa yang pemalu itu, frasa nominal)

·         Subyek boleh didahului kata tugas, yaitu kata depan dan kata penghubung, kecuali bahwa. Kata tugas ini berfungsi untuk memperluas kalimat.
Contoh:
Sudah kami ketahui bahwa ia tidak datang.
Telah  terbukti bahwa ia mencuri.     
 Dari hasil laboratorium diketahui  bahwa golongan darah mereka sama. 

·         Subyek dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Mereka ingin pulang karena (mereka) sudah terlalu letih.
Mereka ingin pulang karena sudah terlalu letih.
Dia bukan dokter melainkan (dia) produser film.            
Dia bukan dokter melainkan produser film.            

2. Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.

·         Predikat berupa kata (kata benda,  kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan) dan kelompok kata.




Predikat ditempati oleh lima kelas kata atau kelompok kata sbb:

a)      Predikat berupa kata benda atau frasa nomina
Mereka itu mahasiswa.
Bapak itu pimpinan perusahaan

b)      Predikat berupa kata kerja atau frasa verbal
Mereka belajar di teras rumah.
Dia datang memenuhi janjinya.

c)      Predikat berupa kata sifat atau frasa ajektiva.
Mereka malas ke sekolah pagi ini.
Harganya mahal sekali.  

d)      Predikat berupa kata bilangan atau numeralia.
Kenaikan rata-rata 5 %.
Jumlah penonton sekitar seribu orang.

·         Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
Mereka sedang berdiskusi.
Pertemuan itu kurang menari

·         Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.

·         Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.

·         Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.



Peran dalam predikat
Peran predikat dalam kalimat mengungkapkan tiga informasi, yaitu:

a)      pernyataan
Contoh:
Pedagang terkenal itu anak seorang nelayan 
(Predikat berupa frasa nominal)

b)      perintah
Dalam peran perintah perlu diperhatikan beberapa cacatan penting.
-          Subyek dapat ditiadakan.
-          Setiap kalimat diakhiri dengan tanda seru.
-          Dapat berupa kata kerja tanpa imbuhan (aus) seperti: pulang, pergi, gerak, dan tenang.
-          Partikel  lah mempertegas (kalimat) perintah.
-           Kata-kata seperti: ayo, silahkan, mari, oke, dilarang, jangan, dan harap  memperhalus peran perintah menjadi ajakan, permohonan, dan larangan, sepeti contoh:
Harap tenang!
Perhatikan baik-baik!
Jangan dibagikan dahulu!

c)      Pertanyaan
Peran pertanyaan dinyatakan dengan intonasi menaik dan menurun serta tanda tanya (?) dalam kalimat tulis.
Perlu diketahui beberapa hal tentang peran pertanyaan ini.
-          Semua kelas kata atau frasa yang menempati predikat dapat menyatakan pertanyaan seperti terlihat dalam semua contoh.
-          Partikel kah dapat ditambahkan sebagai penekanan.
Contoh: Marahkah dia?
-          Dengan merubah intonasi, yaitu intonasi menaik atau menurun, predikat pernyataan dapat menjadi predikat pertanyaan.
Contoh: Dia ke sini kemarin. (Pernyataan)
Dia kesini kemarin? (Pertanyaan)
-          Kata tanya seperti: apa, siapa, bagaimana, mengapa, di mana, kapan dapat ditambahkan dan intonasi kalimat akan menurun.
Contoh: Apa isi surat ini?    

3.  Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verbal intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verbal transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:




·         Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.

·         Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

·         Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.

·         Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4.     Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
-          Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
-          Menempati posisi di belakang predikat.
-          Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap. Di Belakang Predikat
       Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
-          Diah mengirimi saya buku baru.
-          Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat. Tidak Didahului Preposisi. Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.



5.     Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
·         Bukan Unsur Utama
       Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
·         Tidak Terikat Posisi
       Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Contoh :
-          Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
-          Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

·          Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
       Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
a)        Keterangan Waktu
            Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
b)      Keterangan Tempat
            Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
c)       Keterangan Cara
            Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
d)      Keterangan Alat
       Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda).
e)      Keterangan Sebab
            Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
f)       Keterangan Tujuan
            Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
g)      Keterangan Aposisi
            Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
     Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
h)      Keterangan Tambahan
            Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
     Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda.
i)        Keterangan Pewatas
            Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
     Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP  tiga lebih.

3.     Pola Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut:
a)      Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
b)     Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Mereka / sedang membuat / layang-layang. = S / P / O
c)      Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
d)     Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
e)      Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
f)       Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
g)      Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
    S           P          Pel.              K
h)     Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
4.     Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.       Kalimat Majemuk Setara
2.       Kalimat Majemuk Rapatan
3.       Kalimat Majemuk Bertingkat
4.       Kalimat Majemuk Campuran
5.       Kalimat majemuk setara



1.       Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
Penggabungan
dan
penguatan/Penegasan
bahkan
Pemilihan
atau
Berlawanan
sedangkan
urutan waktu
kemudian, lalu, lantas
Contoh:
Lisa pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
Gio berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
Lisa pergi ke pasar sedangkan Fadilah berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
Fadilah berangkat ke bengkel sedangkan Lisa pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
2.       Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
3.       Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
syarat
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan
agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif)
walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban
sebab, karena, oleh karena
pengakibatan
maka, sehingga
cara
dengan, tanpa
alat
dengan, tanpa
perbandingan
seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan
bahwa
kenyataan
padahal
Contoh:
Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
4.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
Denver bermain dengan Taufik. (kalimat tunggal 1)
Ariena membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Denver bermain dengan Taufik, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar