Minggu, 26 Oktober 2014

Paragraf atau Alinea


Pengertian Paragraf atau Alinea

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
                Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Syarat-syarat Membuat Alinea atau Paragraf yang Baik
     Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuan paragraf (Kohesi paragraf)
Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif. Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri-ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
Contoh paragraf deduktif
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
Contoh paragraf induktif
Kalau ditanya rencana masa depan, banyak remaja menjawab asal-asalan. Mereka tidak punya greget dalam menatap masa depan, mereka sebagai air, mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu. Tanpa motivasi, tanpa perencanaan yang jelas. Mereka yang pesimis, harapan masa depannya pun rendah.

2) Kepaduan paragraf (Kohorensi paragraf)
Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya.
Contoh :
 Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.
Pengembangan Paragraf atau Alinea
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
                Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.


1. Cara pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh : Orang yang suka memberi dengan ikhlas hidupnya tak pernah kekurangan, berbeda dengan orang yang kikir, jiwanya tertekan karena harus pelit.
2. Cara perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh : Hidup jangan seperti lalat yang suka makan barang-barang busuk, akan tetapi hiduplah seperti lebah yang hanya makan sari bunga yang wangi dan manis yang memberikan banyak keuntungan bagi makhluk lain.
3. Cara analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh : Peran gizi bagi kesehatan manusia tidak bisa ditawar-tawar lagi, tubuh ibarat mobil, mobil perlu bensin untuk jalan, manusia pun perlu beras untuk berenergi.
4. Cara Contoh- contoh
Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh: Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.
5. Cara sebab akibat
Dilakukan jika menerangkan suatu kejadian. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh : Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Smk mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos, akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani enjual barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
6. Cara definisi
adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi.
Contoh : Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.
7. Cara klasifikasi
Adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh : Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif, paragraf naratif, paragraf persuatif, dan paragraf argumentatif.
Unsur-unsur Alinea atau Paragraf
1)      Ide Pokok

Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam suatu paragraf atau pikiran yang menjiwai
seluruh isi paragraf. Umumnya ide pokok tersurat dalam paragraf, tapi tak jarang pula dalam
 bentuk tersirat. Biasanya ide pokok tersurat pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir
 paragraf. Kuncinya adalah hal yang dibahas atau dijelaskan dalam paragraf itu.
Cara menemukan ide pokok dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan "apakah yang
diungkapkan dalam paragraf ini?".

2)      Kalimat Utama

Kalimat utama ialah tempat dimana dituangkannya ide pokok suatu paragraf.
Berdasarkan letaknya, kalimat utama terletak di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf
(induktif), atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-induktif). Selain itu ada juga paragraf yang
tidak memuat kalimat utama tapi hanya mempunyai ide pokok, yaitu paragraf yang ide pokoknya
tersirat dalam seluruh paragraf.
Cara menemukan kalimat utama cukup mudah dengan mengetahui ciri-cirinya yaitu terletak di
awaal pada umumnya pernyataan bersifat umum, pernyataan yang masih perlu pengembangan,
rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Jika kalimat utama berbentuk kalimat majemuk bertingkat,
maka ide pokoknya terletak pada induk kalimat.




3)      Kalimat Penjelas

Kalimat Penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat ini
harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuah paragraf
menyatakan suatu ide pokok tertentu. Kalimat penjelas juga harus koheren, yakni memiliki
hubungan dengan kalimat lain sehingga membina keutuhan paragraf.

Ciri-ciri Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

A.      Ciri kalimat utama

Adapun cirri-ciri kalimat utanma yaitu:
1.    Biasanya terletak pada awal paragraph tetapi biasa juga terletak di akhir paragraph
2.    Suatu kalimat berisi kalimat utama ditandai dengan kata kunci sebagai berikut:
     Sebagai kesimpulan
    Yang terpenting
    Jadi
    Dengan demikian
    Intinya, pada dasarnya
Kalimat utama biasanya berisi sebuah pernyataan yang nantinya akan di jelaskan oleh kalimat penjelas.

B.      Ciri kalimat Penjelas

1.    Berisi penjelas, seperti berikut ini:
    Contoh-contoh
    Keterangan
    Rincian dan lain-lain
2.    Kalimat penjelas memerlukan kata penghubung
3.    Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraph.

Manfaat Alinea

1.       Menampung Ide Pokok
 Fungsi dari paragraf yang pertama adalah sebagai penampung sebuah ide pokok. Sudah kita pelajari sebelumnya bagaimana ciri-ciri paragraf. Sekarang kita tahu bahwa paragraf berfungsi untuk menampung berbagai ide pokok sang penulis.
2.       Membantu Memahami Isi
 Fungsi paragraf kali ini ialah sebagai sarana yang membantu para pembaca memahami isi. Kalau saja tidak ada paragraf pasti para pembaca akan sulit membedakan kapan sang penulis memberikan ide pokok yang berbeda.
3.       Membantu Menguraikan Masalah
 Selanjutnya paragraf juga berfungis sebagai sarana yang membantu penulis untuk menguraikan masalah . Paragraf juga dapat membantu penulis mengembangkan semua ide yang ada  agar terurai secara jelas dan sistematis agar dipahami oleh pembaca.
4.       Memulai Pokok Pikiran Baru
 Ini ada sedikit hubungan dengan funsi paragraf nomer 2 . Paragraf membantu penulis dan pembaca membedakan ide pokok satu paragraf dengan paragraf lain. Sehingga tujuan para penulis tersampaikan secara baik.
Macam-macam Alinea
Berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :
1)      Alinea Pembuka
2)      Alinea Penghubung
3)      Alinea Penutup
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :
1)      Alinea persuatif
2)      Alinea argumentatif
3)      Alinea naratif
4)      Alinea deskriptif
5)      Alinea ekspositoris
Berdasarkan fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :
1)      Alinea Pembuka
2)      Alinea Pengembang
3)      Alinea Penutup

Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

1.       Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
2.       Alinea Isi/Penghubung
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3.       Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
Berdasarkan Sifat Isinya
1.            Alinea Persuasif

Alinea Persuasif adalah alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca.
Alinea Persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang belakangan ini marak mengisi lembaran koran, majalah, serta lembar promosi lainnya.

 Contoh:
 Desain Liquid Mini tampak mengilhami sosok Liquid Express. Tampak sudut melengkung di kedua sisi namun Liquid Ekspress punya bentangan layar lebih luas seukuran 3,5 inchi. Si Liquid Exspress ditenagai prosesor qualcomm turbo berclock speed 800 mhz. Sebagai pelengkap , fitur-fitur andalan lain dari ponsel berharga sekitar $ 350 ini termasuk kamera 5 MP, Wifi, HSDPA, dan aplikasi khusus bikinan Acer bernama Social Jogger dimana koneksi mudah dan cepat ke halaman facebook, twitter, dan flickr.

2.            Alinea Argumentatif

Alinea Argumentatif adalah alinea yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
 Alinea Argumentatif umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Dalam tulisan ilmiah, alinea argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris bahu-membahu membangun karangan.

 Contoh:
Dan peganglah baik-baik kutipan religius yang satu ini, “mulailah dengan yang kanan”. Penafsirannya menurut Saya, juga menurut Ary Ginanjar dalam ESQ-nya, “mulailah dengan otak kanan”. Sebagai tambahan, Saya melihat kultur Indonesia, China, Islam, dan Nasrani akrab dengan kebaikan, contohnya ‘tangan kanan’, ‘langkah kanan’, golongan kanan’, dan sebelah kanan’. Orang padang bilang, ‘langkah suok’. Tidak mau ketinggalan, burung garuda dalam Pancasila pun menoleh ke kanan, bukannya ke kiri atau lurus kedepan. Jarum jam juga bergerak ke kanan.

3.            Alinea Naratif

Alinea Naratif adalah alinea yang menuturkan peristiwa  atau keadaan dalam bentuk cerita.
 Alinea naratif sering dipakai dalam karangan fiksi atau non ilmiah seperti novel dan cerpen.
 Contoh:
Selama bertahun-tahun, Jaka Tarub merawat tiga bidadari yang sakit jiwa, si Cantik, si Genit dan si Kalem. Suatu ketika Jaka Tarub ingin menguji kewarasan ketiga-tiganya. Maka, diboyonglah ketiga bidadari itu kesebuah telaga yang kering tidak ada airnya sama sekali. Rupa-rupanya Jaka Tarub ingin menguji bagaimana tanggapan mereka. Begitu tiba di pinggir telaga, si Cantik lansung melepaskan kebayanya dan berlagak mandi. Tidak mau ketinggalan si Genit pun melepaskan kebayanya dan berlagak mencuci pakaian. “huh, dasar bidadari-bidadari gendeng!” tukas Jaka Tarub, “airnya tidak ada, eh malah mandi, malah mencuci”.

4.            Alinea Deskriptif

Alinea Deskriptif adalah alinea yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
 Alinea Deskriptif umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
 Contoh:
Suaka alam tarusan merupakan hutan hujan tropis pegunungan. Berdasarkan atas perbedaan tinggi dari muka laut, hutan tropis ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu montain rain forest (hutan hujan pegunungan) dengan ketinggian 700 m dpl sampai 1600m dpl dan high montain rain forest (hutan hujan pegunungan tinggi) dengan ketinggian 1000-2000 m dpl. Sungai-sungai yang mengalir melalui areal tersebut  tersebar merata dan pada umumnya air mengalir sepanjang tahun.

5.            Alinea ekspositoris

Alinea Ekspositoris adalah alinea yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
 Alinea ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Khusus untuk berita di dalam surat kabar, sebagian besar memakai alinea ekspositoris.
 Contoh:
Pada tahun 1885, wilbur wright mengalami kecelakaan. Disebuah permainan hoki, stik menghajar mukanya. Walaupun cederanya tidak begitu parah, namun setelah itu, ia lebih suka menyendiri di rumah. Kemudian ia hanyut di perusahaan percetakan yang dirintis oleh saudaranya, Orville. Sejauh itu, kelihatannya wilbur tidak punya cita-cita apapun.




Sumber:


1 komentar:

  1. KADANBARET POKER | online casino | Facebook
    Welcome to KADANBARET POKER | online casino | Facebook Gambling at 바카라 KADANBARET POKER is a 온카지노 gambling destination 메리트카지노 in the heart of Pune.

    BalasHapus