WE Online, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
menyatakan bahwa pada tahun ini hanya menargetkan penerbitan surat utang atau
obligasi sebesar Rp 50 triliun hingga Rp 55 triliun. Artinya, Pefindo memangkas
target penerbitan obligasi yang sebelumnya diharapkan dapat mencapai sebesar Rp
70 triliun.
Presiden Direktur Pefindo Ronald Andi Kasim mengatkan bahwa
belum membaiknya kondisi ekonomi dalam negeri menjadi salah satu alasan
perseroan untuk menurunkan targetnya sebanyak 21% hingga 28,5% dibandingkan
proyeksi sebelumnya.
"Perbaikan kondisi ekonomi dalam negeri belum secepat
yang kami harapkan. Selain itu, dampak sentimen pemilu ternyata lebih besar
dari yang sebelumnya kami perkirakan," ujarnya di Jakarta, Rabu
(2/7/2014).
Menurut Ronald, penyelengaraan pemilu membuat banyak
perusahaan yang mengurungkan niatnya untuk melakukan emisi obligasi saat ini.
Kebanyakan dari calon emiten tersebut memilih untuk menunggu setelah pemilihan
presiden (pilpres) pada 9 Juli 2014 ataupun tahun depan.
"Pemilu juga yang menyebabkan perusahaan banyak menahan
untuk menerbitkan obligasi. Ditambah dengan BI-rate relatif cukup tinggi. Para
emiten ingin menunggu hingga suku bunga dapat diturunkan," ungkap Ronald.
Sebelumnya, Pefindo memperkirakan total nilai emisi obligasi
mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun pada 2014. Hal ini dilandasi
harapan bahwa pasar obligasi akan menjadi sebaik pada 2012 yang ketika itu mencatat
jumlah emisi sebesar Rp 70 triliun.
Sepanjang 2013, Pefindo mencatat pemeringkatan obligasi
sebanyak Rp 56 triliun atau sekitar 77% dari estimasi semula, yakni Rp 72
triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar